Kamis, 15 Oktober 2015

Suku Nias

Suku Nias adalah sebutan untuk orang-orang yang mendiami pulau Nias, pulau Nias berada disebelah barat pulau Sumatra. Pulau Nias yang berpenduduk sekitar 700.000 jiwa ini dibagi menjadi 5 wilayah pemerintahan yaitu kota Gunungsitoli, Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Nias Barat dan Kabupaten Nias Utara.


Asal-usul orang Nias sampai sekarang belum ditemukan secara pasti, ada banyak teori yang mengatakan bahwa nenek moyang suku nias berasal dari orang Cina Selatan, Vietnam,Taiwan dan Filipina yang bermigrasi dari daratan Asia ke kepulauan Nusantara.

Jumat, 09 Oktober 2015

Suku Dayak Indramayu

Apabila kita mendengar kata Suku Dayak pasti akan terlintas dalam benak kita kepada Suku Dayak yang menyebar di pulau Kalimantan dan sebagian kecil di pulau Sulawesi, namun di daerah losarang kabupaten Indramayu-Jawa Barat ada sebuah komunitas yang menamakan dirinya Suku Dayak Hindhu-Budha Bumi Segandu Indramayu.

Dayak Indramayu Pria
Suku Dayak Indramayu ini bukanlah merupakan bagian dari Suku Dayak yang ada di Kalimantan, karena asal muasal keberadaan komunitas ini adalah dari perkumpulan perguruan pencak silat yang bernama pencak silat serbaguna yang berdiri pada tahun 1970-an. Pada tahun 2003 Komunitas ini mulai berdiri yang diprakarsai oleh Takmad Diningrat setelah melalui perenungan-perenungan terhadap keadaan di sekitarnya, dengan tujuan untuk memperbaiki moral masyarakat. Takmad Diningrat yang merupakan ketua dari perguruan pencak silat serbaguna mengenalkan hasil perenungannya kepada orang-orang disekitarnya dan semakin lama anggotanya semakin banyak dan meluas.

Kamis, 08 Oktober 2015

Komunitas Samin

Kelompok Samin atau sering disebut sedulur sikep adalah keturunan para pengikut Samin Surosentiko, ia mengajarkan bagaimana dia harus bersikap terhadap penjajahan belanda pada waktu itu. Bentuk yang dilakukan dalam rangka melawan penjajahan adalah dengan cara menolak membayar pajak, menolak segala peraturan yang dibuat pemerintah kolonial. Masyarakat ini acap memusingkan pemerintah Belanda maupun penjajahan Jepang karena sikap itu, sikap yang hingga sekarang dianggap menjengkelkan oleh kelompok di luarnya. Masyarakat Samin sendiri juga mengisolasi diri hingga baru pada tahun '70-an, mereka baru tahu Indonesia telah merdeka.

Samin Surosentiko
Kelompok Sedulur Sikep Tersebar pertama kali di daerah Klopoduwur, Blora, Jawa Tengah. Pada 1890 pergerakan Samin berkembang di dua desa hutan kawasan Randublatung, Blora, Jawa Tengah. Gerakan ini lantas dengan cepat menjalar ke desa-desa lainnya. Mulai dari pantai utara Jawa sampai ke seputar hutan di Pegunungan Kendeng Utara dan Kendeng Selatan, atau di sekitar perbatasan provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur menurut peta sekarang.

Menurut orang Samin Agama adalah senjata atau pegangan hidup. Paham Samin tidak membeda-bedakan agama, oleh karena itu orang Samin tidak pernah mengingkari atau membenci agama. Yang penting adalah tabiat dalam hidupnya yaitu dengan tidak merugikan orang laindan bersikap rendah hati. Manusia hidup harus memahami kehidupannya sebab hidup adalah sama dengan roh dan hanya satu, dibawa abadi selamanya. Menurut orang Samin, roh orang yang meninggal tidaklah meninggal, namun hanya menanggalkan pakaiannya.